Selasa, 07 April 2020

Pengembangan Kurikulm PAI - Kursus Membordir Kembar Menurut Beauchamp’s System


Mata Kuliah
Dosen Pengampu
Pengembangan Kurikulum
Jamal Syarif, M. Ag

Kursus Membordir Kembar Menurut Beauchamp’s System


Oleh :
Kelompok 13
Muhammad Nashrul Fahma
18.12.4495
Muhammad Nashrul Fahmi
18.12.4496
Muhammad Mirwan
18.12.4536

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA
2019
Beauchamp’s System
1. Menetapkan arena atau lingkup wilayah.
Yakni yang dicakup oleh kurikulum, baik dari tingkat sekolah; kecamatan; kabupaten; propinsi; ataupun seluruh negara.
2.      Menetapkan personalia.
Yakni orang – orang yang mengambil andil dalam penegembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, yaitu: para ahli pendidikan/ kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum, para ahli pendidikan perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru, para profesional dalam sistem pendidikan, dan tokoh masyarakat. 
3.      Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
Berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan, memilih isi pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum.
4.      Implementasi kurikulum
Melaksanaan kurikulum mempakan pekerjaan yng cukup rumit karena membutuhkan kesiapan dalam banyak hal, seperti guru sebagai pelaksana kurikulum dikelas, fasilitas, siswa, dana, manajerial pimpinan sekolah atau administrator sekolah.
5.      Evaluasi kurikulum


Kursus Membordir Kembar
1.      Menetapkan arena atau lingkup wilayah.
            Yakni yang dicakup oleh kurikulum, baik dari tingkat sekolah; kecamatan; kabupaten; propinsi; ataupun seluruh negara.
            Dalam kursus membordir kami, arena yang dicakup adalah satu kecamatan yang mana akan kami kembangkan terus menerus hingga tingkat nasional.
Alamat : Jl. Sekumpul ujung, Indrasari, Martapura, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan
            Wilayah Martapura dipilih karena kota ini merupakan salah satu kota yang banyak didatangi orang untuk berbelanja baju. Salah satu yang laris disini ialah baju koko yang dijual di toko-toko dengan berbagai macam model dan gaya. Kemudian dipilihnya Indrasari sebagai tempat kursus ialah karena lahan disana masih banyak kosong dan suasananya mendukung untuk dilaksanakannya kursus yang memakai konsentrasi yang tinggi.
2.      Menetapkan personalia.
            Yakni orang – orang yang mengambil andil dalam penegembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, yaitu: para ahli pendidikan/ kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum, para ahli pendidikan perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru, para profesional dalam sistem pendidikan, dan tokoh masyarakat. 
a.       Ahli Pendidikan/ Kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum dan para ahli bidang ilmu dari luar
1)      Ahli Pendidikan/ Kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum
§  Kepala pelaksana Kursus/ Pimpinan
§  Staff khusus
      Pengembangan Kurikulum
      Keuangan
      Administrasi
      Sarana dan Prasarana
      Humas
§  Mentor/ Pembimbing
2)      Ahli bidang ilmu dari luar
§  Pakar Bordir Nasional
§  Ahli Design
§  Pimpinan Kursus Menjahit
§  Pimpinan Kursus Design Grafis
§  Penemu Kekuatan Imajinasi Manusia
§  Pengusaha Sukses di Industri Bordir
§  Lulusan S1 Tata Busana
b.      Para ahli pendidikan perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru
1)      Jamal Syarif, M. Ag (Dosen IAID Martapura)
2)      Hairullah, M. Pd (Dosen IAID Martapura)
3)      Guru Seni dan Budaya SD/ MIN se-Martapura
4)      Guru Seni dan Budaya SMP/ MTs se-Martapura
5)      Guru Seni dan Budaya SMK/ SMA se-Martapura
c.       Para profesional dalam sistem pendidikan
1)      Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
2)      Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
3)      Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
4)      Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banjar
5)      Kepala Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi
d.      Tokoh masyarakat
1)      Tokoh Ulama Desa Indra Sari
2)      Kepala Camat Martapura Kota
3)      Kepala Desa Indra Sari
3.      Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
            Berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan, memilih isi pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum.
a.       Tujuan
§  Visi
Mewujudkan lembaga Kursus Membordir yang bisa membangun perekonomian masyarakat, mempunyai daya saing dan sebagai wadah penyaluran kreatifitas masyarakat dalam pengembangan eskonomi kreatif
§  Misi
Ø  Mempersiapkan para penggerak ekonomi yang akan memajukan daerah tempat tinggalnya
Ø  Melaksanakan program industri ekonomi kreatif sebagaimana revolusi industri 4.0
Ø  Menyiapkan peserta didik agar berani dalam mengembangkan potensi dalam dirinya.
b.      Isi/ Materi dan Pengalaman Belajar
§  Pengenalan & PengoperasianMesin Bordir
§  Pengenalan & Pengoperasian Perlengkapan Bordir
§  Pengenalan Ragam Motif Bordir dan Penempatannya serta Teknik-tekniknya
§  Praktik Membuat Bordir di Kain Polos
§  Pengaplikasian Bordir pada Kerajinan
§  Pengenalan dan Praktik Membordir dengan Sistem Komputer
c.       Evaluasi kegiatan kurikulum
1)      Menilai dan memeriksan sampai dimana pemahaman peserta di setiap jenjang
2)      Menilai dan memeriksan apakah bertambah atau tidak keterampilan di setiap jenjang
3)      Menilai dan memeriksa bagaimana hasil belajar peserta baik tertulis maupun praktek
d.      Desain Kurikulum
            Disini kami membedakan tingkat pembelajaran kami dengan nama jenjang. Jadi, akan ada tiga jenjang yang akan ditempuh oleh para peserta yang mana disetiap jenjang ada waktu tertentu yang harus dilaluinya.
1)      Jenjang Pertama (3 bulan)
            Pada jenjang pertama ini, para peserta khusus akan diberikan materi berupa pengenalan dan pengoperasian alat-alat untuk membordir, baik berupa mesin bordir maupun perlengkapan-perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk proses membordir. Antara lain :
§  Mesin Bordir yang merupakan mesin khusus untuk membuat bordir. Mesin tersebut dalam prosesnya ada yang manual dan ada pula yang digerakkan dengan motor/ mesin.
§  Alat pengukur, berbentuk pita yang digunakan untuk mengukur bahan atau letak motif yang akan dibuat.
§  Alat pembuat pola, yang digunakan untuk membuat gambar atau desain. Untuk membuat gambar/ desain, maka diperlukan kertas minyak (putih), pensil dan penggaris.
§  Alat pemotong berupa gunting
§  Alat pemberi tanda dalam membordir yang berguna dalam memindah motif/ gambar desain pada bahan, berupa kertas karbon dan pensil/ bolpoin kosong dan plastik bening
§  Alat perlengkapan membordir, berupa jarum bordir, Jarum pentul, Pendedel, Ram/ pemidangan
§  Alat pengepres dan finishing, yaitu Setrika
2)      Jenjang Kedua (6 bulan)
            Di jenjang kedua ini, kami memfokuskan peserta kami untuk lebih mengenal ragam motif bordir dan praktiknya di kain polos. Adapun ragam motif bordir antara lain: Motif Alam, Motif Dekoratif, Motif Geometris, Motif Abstrak. Lalu ada pula hiasan-hiasannya antara lain: Hiasan Tepi, Hiasan Pusat, Hiasan Sudut.
            Dalam praktik pembuatan bordir, harus ada persiapan yang harus dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut.
§  Menyiapkan Mesin Bordir
§  Memindahkan Motif ke Bahan
§  Membentangkan Kain
§  Mengukur Sisi Kain
§  Meletakkan Kertas Karbon dibagian yang akan dibordir
§  Meletakkan Kertas bergambarkan Motif di atas kertas karbon
§  Meletakkan plastik diatas Motif dan kertas karbon.
§  Mengutip/ memindahkan motif
§  Mengambil bahan yang telah diberi motif
§  Memasangkan bahan yang akan dibordir pada pemidangan
§  Memasukkan Pemidangan pada mesin bordir.
      Setelah melakukan persiapan, kemudian masuk ke dalam proses membordir yang mana harus ada teknik yang dikuasai, antara lain: Tusuk Suji Cair, Tusuk Loncat Pendek, Tusuk Loncat Panjang, Tusuk Sasak, Tusuk Granit dan Tusuk Belah Kopi.
3)      Jenjang Ketiga (3 bulan)
            Jenjang ketiga adalah jenjang dimana peserta diberi tantangan untuk mengaplikasikan bordir ke dalam suatu produk, yang mana produk tersebut antara lain: pakaian, saputangan, taplak mejatudung saji, tas, kerudung dan lain-lain.
            Jika sudah melewati tahap ini, maka peserta diberikan pilihan antara menyudahi kursus membordir secara manual atau melanjutkan ke jenjang berikutnya ke bagian bordir dengan menggunakan sistem digital.
4)      Jenjang Keempat (Satu Tahun)
            Dalam jenjang keempat ini, peserta akan diajari bagaimana cara membordir dengan menggunakan sistem komputer. Membordir dengan sistem digital bisa dibilang sedikit lebih rumit dari bordir manual, karena perlu adanya pengoperasian software yang bernama Wilcom Tanzima dan Hardware berupa sejenis printer untuk membordir. Adapun hal-halyang harus dilakukan ialah:
a.       Pengenalan alur proses kerja dan pengoperasiannya pada mesin Bordir Digital
b.      Pengenalan Software program yang dipakai (Willcom Tazima)
c.       Menyiapkan Motif yang akan dibordir, baik berupa bentuk fisik ataupun bentuk gambar
d.      Membuat gambar atau desain dengan program khusus komputer.Proses ini disebut puncing.
e.       Tahap Programming
·         Scanning motif berbentuk fisik untuk dijadikan gambar berupa file
·         Menetukan bagaimana alur benang, warna dan bagian mana yang harus dibordir terlebih fahulu
f.        Tahap finishing berupa pencetakan dari hasil yang sudah dilewati tersebut.

4.      Implementasi kurikulum
            Melaksanaan kurikulum merupakan pekerjaan yng cukup rumit karena membutuhkan kesiapan dalam banyak hal, seperti guru sebagai pelaksana kurikulum dikelas, fasilitas, siswa, dana, manajerial pimpinan sekolah atau administrator sekolah.
            Untuk perekrutan guru/ pembimbing/ mentor, kami merekrut beberapa orang lulusan S1 jurusan Tata Busana yang akan mengajarkan para peserta bagaimana langkah-langkah dalam membordir. Selain itu, kami juga menerima para ahli bordir yang sudah mempunyai pengalaman bekerja untuk membagikan ilmunya kepada para peserta, dan kami juga akan melakukan tes terhadap guru-guru yang mengaajar di kursus kami.
            Lalu fasilitas yang kami sediakan adalah ruang belajar, ruang praktek, seperangkat alat perlengkapan untuk bordir, alat bordir manual, alat bordir mesin, dan alat bordir digital, modul pembelajaran, perpustakaan beserta Wifi, MKCK, tempat parkir, komputer.
            Adapun para peserta di lembaga kursus kami ialah warga kecamatan Martapura Kota itu sendiri. Untuk menarik minat masyarakat agar ikut kursus kami, maka strategi kami yaitu dengan cara membagikan selebaran ke rumah-rumah warga dan juga memasang baliho di pinggir-pinggir jalan.
            Berbicara tentang pendanaan, kami menetapkan biaya masuk sebesar Rp. 20.000, dan dari hasil produksi lembaga kursus membordir Kembar Group, untuk administrasi, bekerja sama dengan perusahaan swasta dan sudah mendapat seperangkat alat perlengkapan membordir dan modul pembelajaran. Selain itu, kami juga sudah mendaftarkan Lembaga kursus membordir kami ke Dinas Pendidikan dan sudah mendapat SK Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, sehingga kami mendapat kucuran dana setiap tahunnya yang akan membantu operasional lembaga kursus kami.
·         Pembagian waktu Pelajaran:
            Disini kami membagi waktu pelajaran kami kepada tiga bagian, yaitu reguler, khusus dan online.
a.       Regular
            Untuk regular, kami menjadwalkan waktu pembelajaran mereka dari hari senin-jum’at dari jam 09.00-11.00 pagi.
b.      Khusus
            Adapun khusus, kami menjadwalkan pembelajaran mereka dari hari sabtu-minggu dari jam 08.00-12.00 pagi.
c.       Online
            Di kelas online, kami memakai aplikasi zoom untuk pembelajaran jenjang satu dan jenjang 2 (pengenalan ragam motif) adapun pengoperasian di jenjang satu dan dua, mereka diharuskan datang ke tempat pelatihan dengan menyesuaikan materi yang sudah diterima. Dan waktunya akan disesuaikan dengan kesepakatan bersama.

5.      Evaluasi kurikulum
Dalam evaluasi kurikulum ada 4 evaluasi yang akan dilakukan, yaitu :
1)      Evaluasi terhadap desain kurikulum
      Evaluasi ini akan dilakukan setahun sekali dengan para ahli dari luar, baik berupa pakar bordir, ahli design, dosen-dosen perguruan tinggi, dinas-dinas terkait dan seluruh elemen yang terlibat dalam lembaga kursus kami.
2)      Evaluasi terhadap pelaksana kurikulum oleh guru/ pembimbing/ mentor
      Evaluasi ini akan dilaksanakan oleh kepala sekolah selama tiga bulan sekali, yang mana akan dibahas segala kendala-kendala dan kesusahan yang dihadapi oleh para pembimbing/ mentor. Dan jikalau ada kesalahan selama proses kursus berlangsung, di evaluasi inilah akan diluruskan bagaimana yang benarnya.
3)      Evaluasi terhadap hasil belajar siswa
      Evaluasi ini dilakukan oleh pembimbing secara berkala. Ada disetiap setelah selesai materi, ada juga setelah target jenjang yang dijalani selesai.
4)      Evaluasi terhadap sistem dalam kurikulum
      Evaluasi ini akan dilakukan setahun sekali setelah evaluasi desain kurikulum dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas adalah bagaimana kinerja para pembimbing/ mentor selama setahun, apakah target yang direncanakan sudah tercapai, dan hal apa saja yang akan dilakukan selama setahun ke depan serta terobosan-terobosan apa saja yang akan dilaksanakan lembaga kursus untuk lebih memajukan lembaga ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar