Mata Kuliah
|
Dosen
Pengampu
|
Pengembangan Kurikulum
|
Jamal
Syarif, M. Ag
|
Kursus Membordir Kembar Menurut Beauchamp’s System
Oleh :
Kelompok 13
Muhammad
Nashrul Fahma
|
18.12.4495
|
Muhammad
Nashrul Fahmi
|
18.12.4496
|
Muhammad
Mirwan
|
18.12.4536
|
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA
2019
Beauchamp’s System
1. Menetapkan arena atau lingkup wilayah.
Yakni yang dicakup oleh kurikulum, baik dari tingkat sekolah;
kecamatan; kabupaten; propinsi; ataupun seluruh negara.
2. Menetapkan personalia.
2. Menetapkan personalia.
Yakni orang – orang yang mengambil andil dalam penegembangan
kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam
pengembangan kurikulum, yaitu: para ahli pendidikan/ kurikulum yang ada pada
pusat pengembangan kurikulum, para ahli pendidikan perguruan tinggi atau
sekolah dan guru-guru, para profesional dalam sistem pendidikan, dan tokoh
masyarakat.
3. Organisasi dan prosedur
pengembangan kurikulum.
Berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan
tujuan, memilih isi pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dalam
menentukan keseluruhan desain kurikulum.
4. Implementasi kurikulum
Melaksanaan kurikulum mempakan pekerjaan yng cukup rumit karena membutuhkan
kesiapan dalam banyak hal, seperti guru sebagai pelaksana kurikulum dikelas,
fasilitas, siswa, dana, manajerial pimpinan sekolah atau administrator sekolah.
5. Evaluasi kurikulum
Kursus Membordir Kembar
1.
Menetapkan
arena atau lingkup wilayah.
Yakni yang dicakup
oleh kurikulum, baik dari tingkat sekolah; kecamatan; kabupaten; propinsi;
ataupun seluruh negara.
Dalam kursus
membordir kami, arena yang dicakup adalah satu kecamatan yang mana akan kami
kembangkan terus menerus hingga tingkat nasional.
Alamat : Jl. Sekumpul ujung, Indrasari, Martapura, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan
Alamat : Jl. Sekumpul ujung, Indrasari, Martapura, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan
Wilayah Martapura
dipilih karena kota ini merupakan salah satu kota yang banyak didatangi orang
untuk berbelanja baju. Salah satu yang laris disini ialah baju koko yang dijual
di toko-toko dengan berbagai macam model dan gaya. Kemudian dipilihnya
Indrasari sebagai tempat kursus ialah karena lahan disana masih banyak kosong
dan suasananya mendukung untuk dilaksanakannya kursus yang memakai konsentrasi yang
tinggi.
2.
Menetapkan
personalia.
Yakni orang –
orang yang mengambil andil dalam penegembangan kurikulum. Ada empat kategori
orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, yaitu: para ahli
pendidikan/ kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum, para ahli
pendidikan perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru, para profesional dalam
sistem pendidikan, dan tokoh masyarakat.
a.
Ahli
Pendidikan/ Kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum dan para ahli
bidang ilmu dari luar
1)
Ahli
Pendidikan/ Kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum
§ Kepala pelaksana Kursus/ Pimpinan
§ Staff khusus
• Pengembangan Kurikulum
• Keuangan
• Administrasi
• Sarana dan Prasarana
• Humas
§ Mentor/ Pembimbing
2)
Ahli
bidang ilmu dari luar
§ Pakar Bordir Nasional
§ Ahli Design
§ Pimpinan Kursus Menjahit
§ Pimpinan Kursus Design Grafis
§ Penemu Kekuatan Imajinasi Manusia
§ Pengusaha Sukses di Industri Bordir
§ Lulusan S1 Tata Busana
b.
Para
ahli pendidikan perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru
1)
Jamal
Syarif, M. Ag (Dosen IAID Martapura)
2)
Hairullah,
M. Pd (Dosen IAID Martapura)
3)
Guru
Seni dan Budaya SD/ MIN se-Martapura
4)
Guru
Seni dan Budaya SMP/ MTs se-Martapura
5)
Guru
Seni dan Budaya SMK/ SMA se-Martapura
c.
Para
profesional dalam sistem pendidikan
1)
Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
2)
Direktorat
Pembinaan Kursus dan Pelatihan
3)
Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
4)
Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banjar
5)
Kepala
Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi
d.
Tokoh
masyarakat
1)
Tokoh
Ulama Desa Indra Sari
2)
Kepala
Camat Martapura Kota
3)
Kepala
Desa Indra Sari
3.
Organisasi
dan prosedur pengembangan kurikulum.
Berkenaan dengan prosedur yang harus
ditempuh dalam merumuskan tujuan, memilih isi pengalaman belajar, serta
kegiatan evaluasi, dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum.
a.
Tujuan
§ Visi
Mewujudkan
lembaga Kursus Membordir yang bisa membangun perekonomian masyarakat, mempunyai
daya saing dan sebagai wadah penyaluran kreatifitas masyarakat dalam pengembangan
eskonomi kreatif
§ Misi
Ø Mempersiapkan para penggerak ekonomi yang akan memajukan daerah
tempat tinggalnya
Ø Melaksanakan program industri ekonomi kreatif sebagaimana revolusi
industri 4.0
Ø Menyiapkan peserta didik agar berani dalam mengembangkan potensi
dalam dirinya.
b.
Isi/
Materi dan Pengalaman Belajar
§ Pengenalan & PengoperasianMesin Bordir
§ Pengenalan & Pengoperasian Perlengkapan Bordir
§ Pengenalan Ragam Motif Bordir dan Penempatannya serta
Teknik-tekniknya
§ Praktik Membuat Bordir di Kain Polos
§ Pengaplikasian Bordir pada Kerajinan
§ Pengenalan dan Praktik Membordir dengan Sistem Komputer
c.
Evaluasi
kegiatan kurikulum
1)
Menilai
dan memeriksan sampai dimana pemahaman peserta di setiap jenjang
2)
Menilai
dan memeriksan apakah bertambah atau tidak keterampilan di setiap jenjang
3)
Menilai
dan memeriksa bagaimana hasil belajar peserta baik tertulis maupun praktek
d.
Desain
Kurikulum
Disini kami membedakan tingkat
pembelajaran kami dengan nama jenjang. Jadi, akan ada tiga jenjang yang akan
ditempuh oleh para peserta yang mana disetiap jenjang ada waktu tertentu yang
harus dilaluinya.
1)
Jenjang
Pertama (3 bulan)
Pada jenjang
pertama ini, para peserta khusus akan diberikan materi berupa pengenalan dan
pengoperasian alat-alat untuk membordir, baik berupa mesin bordir maupun
perlengkapan-perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk proses membordir.
Antara lain :
§ Mesin Bordir yang merupakan mesin khusus untuk membuat bordir.
Mesin tersebut dalam prosesnya ada yang manual dan ada pula yang digerakkan
dengan motor/ mesin.
§ Alat pengukur, berbentuk pita yang digunakan untuk mengukur bahan
atau letak motif yang akan dibuat.
§ Alat pembuat pola, yang digunakan untuk membuat gambar atau desain.
Untuk membuat gambar/ desain, maka diperlukan kertas minyak (putih), pensil dan
penggaris.
§ Alat pemotong berupa gunting
§ Alat pemberi tanda dalam membordir yang berguna dalam memindah
motif/ gambar desain pada bahan, berupa kertas karbon dan pensil/ bolpoin
kosong dan plastik bening
§ Alat perlengkapan membordir, berupa jarum bordir, Jarum pentul,
Pendedel, Ram/ pemidangan
§ Alat pengepres dan finishing, yaitu Setrika
2)
Jenjang
Kedua (6 bulan)
Di jenjang kedua
ini, kami memfokuskan peserta kami untuk lebih mengenal ragam motif bordir dan
praktiknya di kain polos. Adapun ragam motif bordir antara lain: Motif Alam,
Motif Dekoratif, Motif Geometris, Motif Abstrak. Lalu ada pula hiasan-hiasannya
antara lain: Hiasan Tepi, Hiasan Pusat, Hiasan Sudut.
Dalam praktik
pembuatan bordir, harus ada persiapan yang harus dilakukan melalui cara-cara
sebagai berikut.
§ Menyiapkan Mesin Bordir
§ Memindahkan Motif ke Bahan
§ Membentangkan Kain
§ Mengukur Sisi Kain
§ Meletakkan Kertas Karbon dibagian yang akan dibordir
§ Meletakkan Kertas bergambarkan Motif di atas kertas karbon
§ Meletakkan plastik diatas Motif dan kertas karbon.
§ Mengutip/ memindahkan motif
§ Mengambil bahan yang telah diberi motif
§ Memasangkan bahan yang akan dibordir pada pemidangan
§ Memasukkan Pemidangan pada mesin bordir.
Setelah melakukan persiapan, kemudian
masuk ke dalam proses membordir yang mana harus ada teknik yang dikuasai,
antara lain: Tusuk Suji Cair, Tusuk Loncat Pendek, Tusuk Loncat Panjang, Tusuk
Sasak, Tusuk Granit dan Tusuk Belah Kopi.
3)
Jenjang
Ketiga (3 bulan)
Jenjang ketiga
adalah jenjang dimana peserta diberi tantangan untuk mengaplikasikan bordir ke
dalam suatu produk, yang mana produk tersebut antara lain: pakaian, saputangan,
taplak mejatudung saji, tas, kerudung dan lain-lain.
Jika sudah
melewati tahap ini, maka peserta diberikan pilihan antara menyudahi kursus
membordir secara manual atau melanjutkan ke jenjang berikutnya ke bagian bordir
dengan menggunakan sistem digital.
4)
Jenjang
Keempat (Satu Tahun)
Dalam
jenjang keempat ini, peserta akan diajari bagaimana cara membordir dengan
menggunakan sistem komputer. Membordir dengan sistem digital bisa dibilang
sedikit lebih rumit dari bordir manual, karena perlu adanya pengoperasian software
yang bernama Wilcom Tanzima dan Hardware berupa sejenis printer
untuk membordir. Adapun hal-halyang harus dilakukan ialah:
a.
Pengenalan
alur proses kerja dan pengoperasiannya pada mesin Bordir Digital
b.
Pengenalan
Software program yang dipakai (Willcom Tazima)
c.
Menyiapkan
Motif yang akan dibordir, baik berupa bentuk fisik ataupun bentuk gambar
d.
Membuat
gambar atau desain dengan program khusus komputer.Proses ini disebut puncing.
e.
Tahap
Programming
·
Scanning
motif berbentuk fisik untuk dijadikan gambar berupa file
·
Menetukan
bagaimana alur benang, warna dan bagian mana yang harus dibordir terlebih fahulu
f.
Tahap
finishing berupa pencetakan dari hasil yang sudah dilewati tersebut.
4.
Implementasi
kurikulum
Melaksanaan
kurikulum merupakan pekerjaan yng cukup rumit karena membutuhkan kesiapan dalam
banyak hal, seperti guru sebagai pelaksana kurikulum dikelas, fasilitas, siswa,
dana, manajerial pimpinan sekolah atau administrator sekolah.
Untuk perekrutan
guru/ pembimbing/ mentor, kami merekrut beberapa orang lulusan S1 jurusan Tata
Busana yang akan mengajarkan para peserta bagaimana langkah-langkah dalam membordir.
Selain itu, kami juga menerima para ahli bordir yang sudah mempunyai pengalaman
bekerja untuk membagikan ilmunya kepada para peserta, dan kami juga akan
melakukan tes terhadap guru-guru yang mengaajar di kursus kami.
Lalu fasilitas
yang kami sediakan adalah ruang belajar, ruang praktek, seperangkat alat perlengkapan
untuk bordir, alat bordir manual, alat bordir mesin, dan alat bordir digital,
modul pembelajaran, perpustakaan beserta Wifi, MKCK, tempat parkir, komputer.
Adapun para peserta
di lembaga kursus kami ialah warga kecamatan Martapura Kota itu sendiri. Untuk
menarik minat masyarakat agar ikut kursus kami, maka strategi kami yaitu dengan
cara membagikan selebaran ke rumah-rumah warga dan juga memasang baliho di
pinggir-pinggir jalan.
Berbicara tentang
pendanaan, kami menetapkan biaya masuk sebesar Rp. 20.000, dan dari hasil
produksi lembaga kursus membordir Kembar Group, untuk administrasi, bekerja
sama dengan perusahaan swasta dan sudah mendapat seperangkat alat perlengkapan
membordir dan modul pembelajaran. Selain itu, kami juga sudah mendaftarkan
Lembaga kursus membordir kami ke Dinas Pendidikan dan sudah mendapat SK
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan yang berada di bawah naungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, sehingga
kami mendapat kucuran dana setiap tahunnya yang akan membantu operasional
lembaga kursus kami.
·
Pembagian
waktu Pelajaran:
Disini kami
membagi waktu pelajaran kami kepada tiga bagian, yaitu reguler, khusus dan online.
a.
Regular
Untuk regular,
kami menjadwalkan waktu pembelajaran mereka dari hari senin-jum’at dari jam
09.00-11.00 pagi.
b.
Khusus
Adapun khusus,
kami menjadwalkan pembelajaran mereka dari hari sabtu-minggu dari jam
08.00-12.00 pagi.
c.
Online
Di kelas online,
kami memakai aplikasi zoom untuk pembelajaran jenjang satu dan jenjang 2
(pengenalan ragam motif) adapun pengoperasian di jenjang satu dan dua, mereka
diharuskan datang ke tempat pelatihan dengan menyesuaikan materi yang sudah
diterima. Dan waktunya akan disesuaikan dengan kesepakatan bersama.
5.
Evaluasi kurikulum
Dalam evaluasi kurikulum ada 4 evaluasi yang akan dilakukan, yaitu
:
1)
Evaluasi
terhadap desain kurikulum
Evaluasi ini akan dilakukan setahun sekali
dengan para ahli dari luar, baik berupa pakar bordir, ahli design, dosen-dosen
perguruan tinggi, dinas-dinas terkait dan seluruh elemen yang terlibat dalam
lembaga kursus kami.
2)
Evaluasi
terhadap pelaksana kurikulum oleh guru/ pembimbing/ mentor
Evaluasi ini akan dilaksanakan oleh kepala
sekolah selama tiga bulan sekali, yang mana akan dibahas segala kendala-kendala
dan kesusahan yang dihadapi oleh para pembimbing/ mentor. Dan jikalau ada
kesalahan selama proses kursus berlangsung, di evaluasi inilah akan diluruskan
bagaimana yang benarnya.
3)
Evaluasi
terhadap hasil belajar siswa
Evaluasi ini dilakukan oleh pembimbing
secara berkala. Ada disetiap setelah selesai materi, ada juga setelah target
jenjang yang dijalani selesai.
4)
Evaluasi
terhadap sistem dalam kurikulum
Evaluasi ini akan dilakukan setahun sekali
setelah evaluasi desain kurikulum dilaksanakan. Hal-hal yang dibahas adalah
bagaimana kinerja para pembimbing/ mentor selama setahun, apakah target yang
direncanakan sudah tercapai, dan hal apa saja yang akan dilakukan selama setahun
ke depan serta terobosan-terobosan apa saja yang akan dilaksanakan lembaga
kursus untuk lebih memajukan lembaga ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar